Menjadi
Generasi Unggulan Bangsa Indonesia
Jangan
katakan bagaimana negaramu bertindak kepadamu, tapi katakan apa yang telah kamu
perbuat untuk negaramu?” John Kennedy.
Penulisan essay yang berjudul “Menjadi
Generasi Unggulan Bangsa Indonesia ”
ini bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat Beasiswa Bazma Pertamina Batch V
Tahun 2019. Saya akan mengawali essay ini dengan memperkenalkan diri. Nama saya
Muhammad Riza Nur Pratama, saya lahir di Sleman tepatnya pada tanggal 17 Maret
tahun 1999. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pertama sedang
menempuh pendidikan tingkat akhir SMA negeri 3 Kuningan, Jawa barat. Adik kedua
sedang menempuh pendidikan SMA kelas 10. Ayah saya bekerja sebagai wiraswasta
sejak tahun 2008 hingga sekarang, sedangkan ibu saya seorang PNS di Puskesmas
Mantrijeron Yogyakarta. Dengan penghasilan yang cukup, ayah dan ibu saya
berjuang membiayai pendidikan saya dan dua adik sampai sekarang.
Riwayat pendidikan saya
dimulai dari TK ABA Patangpuluhan pada tahun 2003, dilanjutkan ke SD
Muhammadiyah Wirobrajan 3 (WIBRAGA) Yogyakarta pada tahun 2005-2011, dan
dilanjutkan ke SMP Negeri 2 Yogyakarta. Setelah lulus, saya melanjutkan kembali
sekolah di SMA Negeri 7 Yogyakarta dari tahun 2014-2017. Saat ini, saya adalah
Mahasiswa S1 prodi Manajemen dan Kebijakan Publik angkatan 2017, di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.
Pengalaman organisasi yang saya ikuti bermula
dari menjadi pengurus Organisasi Siswa Intrasekolah (OSIS) SMP Negeri 2
Yogyakarta pada periode tahun 2013. Dalam organisasi tersebut saya menjabat
sebagai Sie Keagamaan yang bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan
kordinasi antara ROHIS dan OSIS untuk menjalankan program berkaitan dengan
keagamaan. Selain OSIS, saya juga pernah menjadi pengurus organisasi Rohani
Islam (ROHIS) dan diamanahi untuk menjadi pemandu tilawah Qur’an. Tidak hanya
aktif berkegiatan dan berorganisasi di sekolah, saya juja aktif berkegiatan di
karangtaruna desa. Dari pengalaman organisasi tersebut banyak sekali
pembelajaran yang saya dapatkan baik itu dari lingkungan sekitar maupun dari
diri saya sendiri, terlebih lagi dengan berorganisasi, saya menjadi terlatih
untuk menjadi insan yang bertanggungjawab dan amanah dalam menjalankan
kewajiban.
Di
masa SMA saya mulai tertarik dalam kegiatan karya ilmiah dan mengikuti berbagai
kompetisi dari tingkat kota sampai Nasional. Bagi saya meneliti dan terus
berinovasi merupakan media untuk berkontribusi nyata kepada masyarakat. Selain
itu, saya menemukan arti penelitian sebenarnya yakni belajar bekerja sama,
bertukar pikiran, berdiskusi, jujur, sabar, saling menghormati, dan lain-lain.
Harapan saya, saya akan menginspirasi bangsa Indonesia khususnya generasi muda
agar tetap semangat dalam menjalani bidang apapun yang dibakati sehingga
menghasilkan generasi penerus yang unggul bahkan diharapkan lebih unggul dari
generasi sebelumnya.
Tiga
semester berjalan, telah menghantarkan saya menjadi pribadi yang berkembang.
Kuliah saya hanya memakan waktu tiga hari seminggu, memberikan saya kesempatan
untuk lebih aktif berorganisasi, berkarya, dan mengabdi di masyarakat. Saya
memiliki visi untuk menjadi manusia bermanfaat bagi manusia lain. Tindakan
nyata yang saya lakukan untuk mencapai visi tersebut adalah menjadi Pelajar
Mengajar di Blunyahrejo,Yogyakarta.
Pendidikan
dan Kualitas gizi merupakan “PR’ besar bagi bangsa untuk membangun SDM yang unggul
di masa yang akan datang. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan,
Indonesia menduduki peringkat kelima dengan pravelensi sebesar 35,6 persen atau
sekitar 7,8 juta dari 23 juta anak di Indonesia mengalami kondisi stunting
dalam arti lain satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting. Stunting
merupakan kondisi kekurangan gizi yang mengakibatkan gangguan fisik dan
gangguan motorik. Bila tidak segera ditangani dengan serius, kondisi ini akan
mengancam generasi mendatang. Sebagai calon policy maker, saya bertekad
untuk berkontribusi membangun Indonesia dari segi Gizi dan pendidikan. Menurut
saya, kedua bidang ini harus berjalan berimbang. Pendidikan atau pelajaran yang
disampaikan di kelas bila gizi tidak terpenuhi maka ilmu tidak akan terserap
dengan baik, begitu juga bila kebijakan pangan untuk memperbaiki gizi
masyarakat gencar namun tidak disertai pendidikan maka akan sia-sia. Melihat
bencana gizi buruk yang terjadi di Asmat beberapa bulan lalu, telah menyentuh
hati saya. Ternyata negara yang sudah merdeka ini belum memiliki keadilan
pembangunan. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen of change demi
kemajuan bangsa ini.
Beasiswa
Bazma Pertamina akan memotivasi dan membantu operasional kuliah saya sebagai mahasiswa.
Apabila saya diberi kesempatan untuk mendapatkan beasiswa tersebut, saya ingin
menjaga amanah tersebut dengan berjuang belajar sungguh-sungguh, dan semaksimal
mungkin untuk menjadi generasi unggulan bangsa di Masa Keemasan Indonesia.
Keyword: Beasiswa Bazma Pertamina
0 Komentar